T2.6 KONEKSI ANTARMATERI MATA KULIAH: FILOSOFI PENDIDIKAN
Pengertian Pendidikan
Pendidikan
adalah tuntunan terhadap segala kekuatan kodrat yang dimiliki anak agar ia
mampu mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai
seorang manusia maupun sebagai anggota masyarakat.
Pemikiran
Ki Hadjar Dewantara tentang dasar-dasar pendidikan di Indonesia yaitu:
- Kodrat
Alam dan Kodrat Zaman
Kodrat
alam bermakna kondisi siswa yang tidak dapat diubah seperti watak/ karakter,
tingkat kecerdasan, serta kondisi sosial dan budaya sesuai dengan tempat
tinggalnya. Guru tidak bisa mengubah sifat dasar siswa, namun guru dapat
menuntun agar muncul sifat-sifat baiknya dan menutup sifat-sifat buruknya.
Kodrat zaman adalah perubahan dari waktu ke waktu di mana guru memberikan
pendidikan sesuai dengan perkembangan zaman yang ada agar siswa memiliki
keterampilan dan kemampuan beradaptasi sesuai zamannya. Menurut Ki Hadjar
Dewantara pengajaran harus disesuaikan dengan hidup dan kehidupan rakyat
pentingnya asas menurut keadaan, dalam arti segala alat, usaha, dan cara
pendidikan harus disesuaikan dengan kodrat keadaannya, baik lingkungan alamnya
maupun keadaan/ kondisi zamannya.
- Budi
Pekerti
Menurut
Ki Hadjar Dewantara watak atau budi pekerti merupakan kodrat setiap manusia.
Sehingga kita sebagai pendidik perlu memahami kodrat tersebut dan dapat
mendampingi tumbuhnya kecakapan budi pekerti siswa dalam kegiatan pembelajaran
yang dialaminya. Dalam hal ini pendidikan bukan hanya mencerdaskan dan
memberikan pemahaman, tetapi juga membentuk pribadi yang cerdas, berakhlak
mulia, dan berkarakter luhur.
- Sistem
Among
Dalam
proses “menuntun”, anak diberi kebebasan, namun pendidik sebagai pamong dalam
memberi tuntunan dan arahan. Seorang pamong dapat memberikan tuntunan agar anak
dapat menemukan kemerdekaannya dalam belajar. Pendidikan yang menuntun bermakna
bahwa guru membimbing dan mengarahkan perilaku dan pertumbuhan siswa agar tetap
terarah dan tidak bertentangan dengan nilai-nilai yang ada.
- Peran
Guru
Tiga
asas dalam sistem among adalah ing ngarso sung tulodho, ing madya mangun karso,
dan tut wuri handayani. Ing ngarso sung tulodho (di depan memberi teladan)
berarti guru memahami secara utuh tentang hal yang dapat dibantu kepada siswa
dan menjadi teladan dalam budi pekerti dan tingkah laku. Ing madya mangun karso
(di tengah membangun kehendak) berarti guru diharapkan mampu membangkitkan
semangat dan berkreasi bersama siswa dengan berperan sebagai narasumber dan
penuntun bagi siswa. Tut wuri handayani (di belakang memberi dorongan) berarti
guru tidak hanya memberikan motivasi tetapi memberikan saran atau rekomendasi
agar siswa mampu mengeksplorasi karyanya.
Implementasi
Pemikiran Ki Hadjar Dewantara secara konkret konteks sosial budaya di sekolah
Budi
pekerti dapat dijadikan sebagai pondasi utama sebagai landasan dalam
pembentukan kepribadian peserta didik. Refleksi nilai-nilai luhur Ki Hadjar
Dewantara mengajarkan tentang pendidikan harus mencakup nilai-nilai moral yang
kuat. Dalam konteks lokal, nilai-nilai seperti gotong royong, sopan santun, dan
saling menghormati dapat diintegrasikan ke dalam kurikulum, misalnya mengadakan
kegiatan yang melibatkan masyarakat setempat seperti membersihkan lingkungan
atau membantu warga sekitar yang sedang membutuhkan bantuan.
Relevansi Pemikiran Ki Hadjar Dewantara dengan Konteks Pendidikan Indonesia Saat Ini
- Pendidikan untuk Pemberdayaan. Pemikiran Ki Hadjar Dewantara tentang “mencerdaskan kehidupan bangsa” mempunyai arti bahwa tujuan pendidikan tidak hanya berfokus pada aspek akademik. Akan tetapi, berfokus pada pemberdayaan individu dan masyarakat. Hal ini sesuai dengan tujuan pengembangan Sumber Daya Manusia yang komprehensif di Indonesia.
- Pendidikan Kewarganegaraan. Konsep penting yang dianut oleh Ki Hadjar Dewantara adalah “Ing ngarsa sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani.” Konsep ini sesuai dengan tujuan pendidikan di Indonesia yaitu mengembangkan warga negara yang cinta tanah air, beretika, dan bertanggung jawab.
- Pendidikan berbasis pengalaman. Ki Hadjar Dewantara mendorong pendekatan pembelajaran yang berbasis pengalaman langsung. Hal ini sejalan lansgung dengan pendekatan pembelajaran berbasis masalah dan kontekstual. Pendekatan ini memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengaitkan pembelajaran dengan dunia nyata atau yang pernah dialaminya.
- Pendidikan karakter. Ki Hadjar Dewantara sangat menekankan pentingnya pembentukan karakter dan akhlak mulia dalam pendidikan. Pemikiran ini sesuai dengan upaya pendidikan karakter dalam pendidikan di Indonesia yaitu pembentukan nilai-nilai positif dan etika yang diintegrasikan dalam proses pendidikan untuk menghasilkan generasi yang berintegritas.
- Pendidikan lokal dan budaya. Ki Hadjar Dewantara menganjurkan pengembangan pendidikan berbasis lokal dan budaya. Hal ini relevan dalam konteks negara Indonesia yang kaya akan keanekaragaman budaya dan suku bangsa. Pendidikan yang mengakui dan menghormati keberagaman budaya ini dapat memperkuat identitas nasional dan lokal.
- Pendidikan inklusif. Menurut Ki Hadjar Dewantara sebagai seorang pendidik harus dapat memahami kebutuhan unik dari setiap peserta didik. Pemikiran ini sesuai dengan pendekatan pendidikan inklusif yang saat ini menjadi fokus di Indonesia. Pendidikan mengupayakan untuk mengakomodasi semua peserta didik, termasuk peserta didik yang memiliki kebutuhan khusus.
Refleksi
Dapat
disimpulkan bahwa pendidikan memberikan tuntunan terhadap segala kekuatan
kodrat yang dimiliki anak agar ia mampu mencapai keselamatan dan kebahagiaan
yang setinggi-tingginya baik sebagai seorang manusia maupun sebagai anggota
masyarakat. Dalam dunia pendidikan, guru mempunyai peran untuk membimbing dan
mengarahkan perilaku dan pertumbuhan peserta didik tetap terarah dan tidak
bertentangan dengan nilai-nilai yang ada. Selain itu, pendidikan harus berpusat
pada peserta didik dengan mempertimbangkan kebutuhan belajar, latar belakang,
pendidikan karakter, serta memuat pendidikan budaya lokal. Oleh karena itu, pentingnya
penerapan pemikiran Ki Hadjar Dewantara tentang dasar-dasar pendidikan. Sehingga
dapat menciptakan pendidikan yang berkualitas.
Comments
Post a Comment