SAYA SOSOK GURU IDEAL DI MASA DEPAN

    Berprofesi sebagai seorang guru di masa depan, tentunya memiliki tanggung jawab yang besar untuk dapat menginspirasi, membentuk karakter, serta ikut andil dalam mengembangkan bakat dan minat siswa. Di era yang terus mengalami perubahan dengan cepat ini, menjadi seorang guru bukan hanya tentang memberikan pengetahuan kepada siswa, tetapi juga tentang membekali mereka dengan keterampilan dan sikap yang mereka butuhkan untuk mencapai keberhasilan sesuai dengan minat dan bakatnya di dunia sehingga dapat menjadi insan yang berguna untuk diri sendiri, lingkungan sekitar, bangsa, dan negara.

    Bagi saya menjadi seorang guru bukan hanya sebatas bekerja tetapi harus mempunyai niat yang tulus untuk mencerdaskan anak-anak bangsa untuk memajukan bangsa Indonesia dengan generasi yang berprestasi yang mempunyai jiwa Pancasila. Saya memiliki impian menjadi guru yang selalu berpihak pada peserta didik dengan selalu memberikannya kesempatan untuk berpendapat, baik pendapat terkait dengan kebijakan kelas ataupun kesulitan dalam belajar. Selain itu, saya juga ingin menjadi guru sekaligus teman bagi peserta didik. Hal ini saya lakukan agar peserta didik akan merasa dekat dengan saya dan tidak takut untuk berpendapat dalam menyampaikan keluh kesahnya. Sehingga saya akan lebih mengenali peserta didik dan mampu memberikan Solusi yang terbaik atas permasalahan yang dialami.

    Ketika saya menjadi seorang guru, saya akan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk membangun pengetahuan dengan caranya sendiri artinya saya akan memerdekakan peserta didik dengan tidak memaksakan mereka untuk memahami materi dengan cara yang telah saya ajarkan, misalnya peserta didik dengan gaya belajar melukis maka akan saya memfasilitasi belajarnya dengan menggunakan poster dan tidak saya paksa untuk mengikuti cara saya mengajar yang menggunakan media audio. Selain itu, saya akan tetap mendukung segala potensi yang dimiliki setiap peserta didik. Saya meyakini dan percaya bahwa setiap peserta didik memiliki minat dan bakatnya masing-masing yang tidak bisa disamakan. Setiap peserta didik mempunyai hak yang sama untuk dapat mengembangkan bakatnya agar mampu berprestasi dan memperoleh hasil yang maksimal. Acuan penilaian tidak hanya pada bidang akademik, tetapi dapat juga dari bidang nonakademik, misalnya terdapat peserta didik yang kurang dalam pelajaran bahasa Indonesia tetapi anak tersebut pintar dalam bermain musik. Hal yang akan saya lakukan sebagai guru adalah terus mendukung potensinya dengan mengarahkan untuk mengikuti berbagai macam perlombaan di bidang musik. Langkah saya tersebut akan dapat memberikan dukungan dan arahan yang akan membuat peserta didik merasa diperhatikan, merasa percaya diri, dan menumbuhkan semangat untuk mengembangkan bakatnya menjadi musisi terkenal. Sikap yang saya lakukan tersebut sesuai dengan pemikiran Ki Hajar Dewantara tentang pendidikan yaitu “Pendidikan itu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya.”

    Berprofesi sebagai seorang guru saya sangat menghindari hal-hal yang dapat membelenggu peserta didik. Membelenggu peserta didik berarti hanya berfokus pada penyampaian materi tanpa melihat karakteristik, minat, bakat, dan potensi yang dimiliki oleh peserta didik. Hal tersebut akan membuat peserta didik menjadi tertekan, tidak nyaman, dan berdampak pada tidak optimalnya perkembangan potensi peserta didik. Banyak sekali dampak negatif yang akan didapatkan dari membelenggu peserta didik. Maka, sebagai seorang guru yang memiliki prinsip untuk memerdekakan peserta didik saya akan melepas belenggu- belenggu tersebut dan akan tetap meningkatkan kualitas pendidikan dengan mempertimbangkan karakter dan potensi peserta didik. Hal yang akan saya lakukan untuk melepaskan diri dari belenggu pendidikan adalah dengan menerapkan pembelajaran berdiferensiasi dan pembelajaran berbasis proyek. Selain itu, saya juga akan menciptakan lingkungan belajar sesuai dengan penerapan strategi, model, dan teknik pembelajaran yang kondusif dan menarik, misalnya dengan menciptakan ruang kelas yang berisi karya-karya peserta didik sebagai bentuk apresiasi atas segala usaha yang telah dilakukan dan mendorong semua warga sekolah memiliki rasa kekeluargaan serta saling mendukung. Berprofesi sebagai seorang guru saya juga akan menyesuaikan dan memahami kurikulum yang berlaku. Memahami kurikulum, menjadikan guru dapat menerapkan pembelajaran yang sesuai dengan tujuan yang akan dicapai, bahkan sebagai salah satu upaya dalam menjawab tantangan perubahan zaman.

Comments

Popular posts from this blog

Perjalanan Pendidikan Indonesia dari Zaman Kolonial sampai Sekarang serta Harapan di Masa Depan untuk Kemajuan Pendidikan Indonesia

Identitas Manusia Indonesia dan Implementasinya dalam Rancangan Pembelajaran untuk Calon Guru Profesional