Perjalanan Pendidikan Indonesia dari Zaman Kolonial sampai Sekarang serta Harapan di Masa Depan untuk Kemajuan Pendidikan Indonesia
Perjalanan
pendidikan di Indonesia merupakan perjalanan yang panjang dan penuh tantangan
dalam upaya membangun sistem pendidikan yang berkualitas sesuai dengan
nilai-nilai nasional. Sebelum kemerdekaan, sistem pendidikan Indonesia di bawah
penjajahan Belanda dan Jepang yang bertujuan untuk mendukung kepentingan kolonial.
Seiring
berjalannya waktu, semangat nasionalisme mulai tumbuh dan pemikiran pendidikan
nasional mulai berkembang.
Setelah
proklamasi kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945, pendidikan menjadi salah satu
instrumen utama dalam membangun bangsa yang merdeka. Ki Hajar Dewantara,
seorang pendidik ulung yang mempunyai peranan penting dalam perjuangan
pendidikan di Indonesia dengan gagasan tentang “Taman Siswa” yang mengedepankan
pendidikan berdasarkan nilai-nilai lokal dan nasional.
Inilah yang menjadi salah satu dasar filosofi pendidikan nasional Indonesia yang menggambarkan semangat keadilan, kesetaraan, dan kebebasan dalam pendidikan.
KURIKULUM DARI ZAMAN
KOLONIAL SAMPAI SEKARANG
Kurikulum
pendidikan yang diluncurkan oleh pemerintah mulai dari sebelum merdeka hingga
sekarang yang masih diterapkan:
1. Rentjana
Pelajaran 1947 (Kurikulum 1947) yaitu sebagai pengganti sistem pendidikan
kolonial Belanda. Maka pendidikan lebih menekankan pada pembentukan karakter masyarakat
Indonesia yang merdeka, berdaulat, dan sejajar dengan bangsa lain.
2. Rentjana
Pelajaran Terurai 1952 (Kurikulum 1952) yaitu kurikulum yang lebih merinci
setiap mata pelajaran. Kurikulum ini diberi nama “Rentjana Pelajaran Terurai
1952”. Ciri khas dari kurikulum ini adalah setiap rencana pelajaran harus
memperhatikan isi pelajaran yang dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari. Pada
kurikulum Rentjana Pelajaran Terurai 1952 seorang guru mengajar satu mata
pelajaran.
3. Rentjana
Pendidikan 1964 (Kurikulum 1964) yaitu kurikulum yang berfokus pada
pengembangan moral, kecerdasan, emosional atau artistik, keterampilan, dan
jasmani yang dikenal dengan Pancawardhana. Pada kurikulum ini juga adanya
penetapan “Hari Krida” yaitu hari Sabtu siswa diberikan kebebasan untuk
berlatih berbagai kegiatan sesuai dengan minat dan bakat.
4. Kurikulum
1968 yaitu Struktur kurikulum 1968 yaitu pembinaan jiwa Pancasila, pengetahuan
dasar, dan kecakapan khusus. Kurikulum ini merupakan perwujudan dari perubahan
orientasi pada pelaksanaan UUD 1945 secara murni dan konsekuen. Pada Kurikulum
1968 isi pendidikan diarahkan pada kegiatan untuk mempertinggi kecerdasan, keterampilan,
serta mengembangkan fisik yang sehat dan kuat.
5. Kurikulum
1975 yaitu kurikulum yang dalam proses penyusunan metode materi dan tujuan
pengajaran dirinci dalam Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI) yang
dikenal dengan satuan pelajaran.
6. Kurikulum
1984 (Kurikulum 1975 yang Disempurnakan) yaitu kurikulum ini mengusung
pendekatan proses. Subjek belajar pada kurikulum ini adalah siswa yang kemudian
menggunakan mode Cara Belajar Siswa
Aktif (CBSA).
7. Kurikulum
1994 dan Suplemen Kurikulum 1999 yaitu kurikulum ini terjadi perubahan dari
sistem semester ke sistem catur wulan yang pembagiannya dalam satu tahun
menjadi tiga tahapan bertujuan untuk memberi kesempatan kepada siswa untuk
dapat menerima materi pelajaran yang cukup banyak.
8. Kurikulum
Berbasis Kompetensi (KBK) atau kurikulum 2004 yaitu kurikulum yang menekankan
pada peserta didik tidak hanya menguasai pengetahuan dan pemahaman, tetapi juga
keterampilan.
9. Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) atau Kurikulum 2006 yaitu kurikulum yang telah
menetapkan standar kompetensi dan kompetensi dasar. Pada kurikulum ini sekolah
dituntut untuk mampu mengembangkan dalam bentuk silabus dan penilaiannya sesuai
dengan kondisi sekolah dan daerah.
10. Kurikulum
2013 yaitu kurikulum yang lebih menekankan pada pendidikan karakter dengan
harapan melahirkan insan yang produktif, kreatif, inovatif, dan berkarakter.
Kurikulum 2013 menekankan pengembangan kompetensi pengetahuan, keterampilan,
dan sikap siswa ditentukan oleh rapor dan penentu kenaikan kelas dan kelulusan
siswa.
11. Kurikulum
Merdeka merupakan salah satu program Merdeka Belajar untuk meningkatkan
kualitas pembelajaran. Kurikulum Merdeka berfokus pada materi yang esensial dan
pengembangan karakter profil pelajar Pancasila.
Setiap kurikulum yang pernah diterapkan di
Indonesia hampir semuanya memiliki kelebihan dan kelemahan. Perubahan kurikulum
dilakukan untuk memperbaiki sistem pendidikan Indonesia agar berjalan lebih
baik dan disesuaikan dengan perkembangan zaman.
Seperti halnya penerapan Kurikulum Merdeka
merupakan bentuk nyata untuk memperbaiki sistem pendidikan Indonesia yang
disesuaikan dengan perkembangan zaman, Namun, tentunya dalam pelaksanaan akan
ditemui berbagai macam tantangan seperti akses pembangunan dan perkembangan
teknologi yang masih belum merata di kota-kota seluruh Indonesia termasuk di daerah-daerah
terpencil. Salah satu cara untuk dapat mengatasi hal-hal tersebut adalah dengan
pemanfaatan lingkungan sekitar sebagai media pembelajaran yang dapat terus
menumbuhkan semangat dan motivasi siswa di daerah-daerah terpencil untuk dapat
terus bersekolah.
HARAPAN :
Kemajuan pendidikan di Indonesia merupakan tanggung jawab kita bersama sebagai warga negara. Untuk itulah kita harus terus bergotong-royong dan bekerja sama dalam mewujudkan pendidikan Indonesia yang lebih baik. Harapannya pendidikan Indonesia menjadi pendidikan yang inklusif, adabtif, serta berkualitas tinggi untuk mempersiapkan generasi muda dalam menghadapi segala tantangan di masa depan.
Comments
Post a Comment