Kekuatan Konteks Sosio-Kultural (Nilai-Nilai Luhur Budaya) di Desa Juwana Yang Sejalan dengan Pemikiran Ki Hadjar Dewantara
Pemikiran Ki Hadjar Dewantara mengajarkan bahwa pendidikan harus mencerminkan dan menghormati kebudayaan lokal dan memberikan bekal yang relevan untuk menghadapi tantangan global. Pendidikan yang memahami dan mengintegrasikan nilai-nilai budaya lokal mampu menciptakan individu yang berdaya, memiliki identitas kuat, dan siap berkontribusi pada masyarakat.
Konteks sosio-kultural diberbagai
daerah di Indonesia memiliki kekayaan yang unik. Nilai-nilai, tradisi, adat
istiadat, dan norma-norma sosial menjadi pilar kuat yang membentuk identitas
masyarakat. Dalam konteks sosio-kultural di daerah terdapat beberapa kekuatan
yang sejalan dengan pemikiran Ki Hadjar Dewantara salah satunya tradisi budaya
di daerah Pati. Berikut adalah kekuatan konteks sosio-kultural di daerah Pati,
khususnya di kecamatan Juwana yang sejalan dengan pemikiran Ki Hadjar Dewantara
yaitu tradisi sedekah laut.
Tradisi sedekah laut yang dikenal
juga dengan prosesi larung sesaji. Tradisi sedekah laut adalah tradisi untuk mbancaki
laut sebagai wujud rasa syukur warga setempat khususnya yang berprofesi sebagai
nelayan atas nikmat dan rezeki yang diberikan Allah SWT. Tradisi ini
dilaksanakan setelah lebaran Idul Fitri dan lebaran Ketupat. Tradisi sedekah
laut diawali dengan pawai yang mengarak miniatur kapal nelayan yang berisi
kapal kambing dan sejumlah nasi tumpeng lengkap dengan jajanan pasar. Warga
setempat ikut mengarak miniatur kapal hingga dilarung di laut. Sebelum
dilarung, tokoh agama setempat berdoa terlebuh dahulu. Dalam doa yang
dipanjatkan yaitu memohon berkah kepada Allah SWT, sekaligus mengucap syukur
kepada Allah SWT yang sudah memberikan kelancaran dalam mencari ikan. Tradisi
ini sudah berlangsung secara turun-temurun dan menjadi kebiasaan masyarakat
Juwana kabupaten Pati Provinsi Jawa Tengah. Dalam perkembangannya, tradisi
sedekah laut ini menjadi perhatian warga untuk menjadi tontonan dan hiburan
yang menyenangkan. Tradisi sedekah laut ini sejalan dengan pemikiran Ki Hadjar
Dewantara yang menekankan pentingnya nilai-nilai luhur dan budaya dalam
pendidikan dan kehidupan masyarakat. Kekuatan konteks sosio-kultural antara
lain:
·
Ungkapan
rasa Syukur. Tradisi sedekah laut merupakan bentuk rasa yukur kepada Tuhan atas
rezeki yang diberikan, serta harapan untuk keberkahan di masa depan. Tradisi
ini dilakukan dengan diiringi pembacaan doa dan harapan agar hasil tangkapan
nelayan lebih baik di tahun yang akan datang. Tradisi sedekah laut ini
mencerminkan nilai-nilai spiritual yang kuat yang dimiliki oleh masyarakat
Juwana kabupaten Pati. Hal ini sesuai dengan pemikiran Ki Hadjar Dewantara
yaitu pendidikan yang menekankan tentang pentingnya pendidikan karakter dan
spiritualitas dalam membentuk masyarakat yang berbudaya.
·
Pelestarian
tradisi budaya lokal. Tradisi sedekah laut bukan hanya sekadar ritual, tetapi
juga sebagai pelestarian budaya lokal. Masyarakat Juwana secara aktif dan ikut
terlibat dalam prosesi ini. Hal ini dapat menunjukkan sikap dalam melestarikan
budaya yang dimiliki. Sehingga tradisi sedekah laut sejalan dengan pemikiran Ki
Hadjar Dewantara bahwa pendidikan harus mencakup pelestarian budaya lokal
sebagai bagian identitas nasional.
Comments
Post a Comment