AKU INGIN MENJADI GURU PROFESIONAL
Motivasi
saya untuk menjadi seorang guru adalah terlihat dari profesi guru yang sangat
mulia. Dalam hal ini seorang guru tanpa pamrih secara profesional mendidik,
mengajarkan, membimbing, melatih suatu ilmu, memberikan penilaian, serta
melakukan evaluasi kepada peserta didik untuk mengetahui kemampuannya memahami
suatu ilmu yang telah dipelajari. Selain itu, saya juga ingin turut andil dalam
mewujudkan Sumber Daya Manusia (SDM) di Indonesia yang tidak hanya cerdas
secara intelektualnya, tetapi juga diiringi dengan pendidikan karakternya.
Dalam hal ini seorang guru memiliki peran untuk mendidik dan membangun karakter
pribadi peserta didik yang sesuai dengan norma-norma yang berlaku di
tengah-tengah masyarakat sehingga dapat menjadi manusia yang bermanfaat bagi
diri sendiri dan lingkungannya.
Hal
yang akan saya lakukan untuk mewujudkan motivasi saya untuk menjadi seorang
guru adalah saya telah menyelesaikan kuliah jenjang pendidikan strata-1 (S1)
program pendidikan. Lalu, mengikuti pelatihan/ seminar pendidikan yang diadakan
di lingkungan atau di luar kampus. Kemudian, aktif mengikuti media sosial
tentang pendidikan. Selain itu, pernah aktif sebagai pengajar di sekolah dan
tutor di bimbel (bimbingan belajar) untuk mengasah kemampuan menjadi seorang
guru yang dapat memberikan pengajaran yang mudah dicermati bagi peserta didik.
1. Lulusan
sarjana pendidikan
Sarjana
pendidikan adalah gelar akademik yang diberikan kepada lulusan program
pendidikan sarjana di universitas, sekolah tinggi keguruan dan ilmu pendidikan,
atau sekolah tinggi ilmu pendidikan di Indonesia. Dalam proses pendidikannya,
sarjana pendidikan akan dibekali dengan berbagai keterampilan yang dapat
menunjang pelaksanaan tugas profesi guru. Selain mempelajari suatu bidang
studi, sarjana pendidikan juga mempelajari bagaimana proses transfer ilmu yang
efektif dan interaktif dari guru kepada peserta didik, bagaimana cara yang
tepat untuk mengajar, bagaimana cara untuk mengelola kelas, dan bagaimana
mengembangkan program pembelajaran di kelas. Saya adalah lulusan sarjana
pendidikan program studi pendidikan bahasa dan sastra Indonesia di Universitas
Negeri Semarang tahun 2019 dengan menyandang predikat cumlaude.
2. Kemampuan
berkomunikasi dengan baik
Kemampuan
berkomunikasi dengan baik adalah kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang
guru. Dalam hal ini, apabila seorang guru memiliki komunikasi yang baik akan
lebih mudah menyampaikan pesan atau materi pembelajaran kepada peserta didik.
Sehingga tidak adanya kesalahpahaman dalam memahami suatu materi antara guru
dengan peserta didik. Kemampuan komunikasi yang baik juga akan memberikan umpan
balik kepada peserta didik untuk meningkatkan kinerja dan prestasi akademisnya.
Saya bisa menjelaskan materi dan menjawab pertanyaan dari peserta didik
mengenai pembelajaran yang masih belum dipahami dengan cara sederhana dan mudah
dipahami.
3. Memiliki
kemampuan untuk kreatif
Seorang
guru harus memiliki kemampuan yang kreatif untuk mengajar peserta didik. Guru
yang kreatif mampu menciptakan kegiatan pembelajaran menjadi menyenangkan
sehingga akan menarik perhatian peserta didik untuk belajar. Seorang guru mampu
menggunakan media pembelajaran yang menarik, misal dengan menggunakan media
visual, audio, maupun audio visual. Kemampuan untuk kreatif telah saya lakukan
yaitu pada saat menjadi pengajar bimbel di kelas calistung. Saya membuat huruf
abjad a sampai z dengan menggunakan media kertas karton dan ditulis dengan
berbagai warna. Kemudian, saya mengacak huruf tersebut yang terdiri dari huruf
konsonan dan vokal yang membentuk satu kata. Kemudian, peserta didik membaca
kata yang telah disusun. Apabila jawaban benar, maka peserta didik akan
mendapat stiker kartun yang dapat ditempel di buku tulis.
4. Memiliki
kemampuan untuk berempati
Empati
adalah kemampuan untuk memahami dan merasakan perasaan yang dialami oleh orang
lain. Seorang guru yang memiliki kemampuan berempati akan lebih mudah memahami
kebutuhan dan tantangan yang dihadapi setiap peserta didik. Dalam hal ini peran
guru sangat dibutuhkan untuk membantu peserta didik yang sedang mengalami
kesulitan belajar maupun hal-hal yang berkaitan dengan masalah pribadi.
Sehingga proses pembelajaran dapat berjalan secara kondusif. Salah satu
kemampuan berempati yang pernah saya lakukan ketika menjadi seorang pengajar
bimbel. Pada saat itu, saya ditugaskan untuk mengajar calistung anak yang
mempunyai keterlambatan dalam berbicara (speech delay). Speech delay
adalah keterlambatan kemampuan berbicara dan bahasa yang tidak sesuai dengan
usia anak. Pada kondisi ini, anak tidak mampu menyampaikan isi pikirannya
dengan baik, sehingga kata-kata yang diucapkan sulit untuk dipahami. Sulitnya
memahami kata-kata yang diucapkan peserta didik, membuat saya sebagai tutor
kebingungan bahkan merasa kewalahan dalam menjelaskan materi pembelajaran. Anak
juga cenderung marah karena tidak dapat menjelaskan keinginannya. Dalam hal
ini, saya berupaya untuk selalu berempati dengan tetap mendengarkan kata-kata
yang diucapkan peserta didik dengan penuh perhatian, menawarkan bantuan dan
dukungan saat peserta didik mengalami kesulitan belajar, dan tidak pernah
meremehkan kemampuan peserta didik yang mempunyai keterlambatan berbicara.
Setelah melalui proses pembelajaran yang sangat sulit, anak mulai terbiasa
memahami pelajaran yang saya sampaikan dan pada akhirnya anak mulai bisa
menulis dan membaca sedikit demi sedikit.
Comments
Post a Comment